Menggapai di
Balik Kegelapan
Aku ingin mati...
Aku ingin mati...
Aku ingin mati...
Fardy perlahan membuka matanya, ditatapnya sekeliling...
semua tetap sama layak nya kemarin... minggu lalu, bulan lalu... tidak ada yang
berubah sedikitpun dari hidupnya, tak ada sedikitpun hal yang berubah dari
hidupnya, hanya matanya yang kini mulai bengkak seolah tak tahan menampung air
mata...
Hanya kedua tangannya saja, yang kni semakin kurus dan
sudah mulai kehilangan tenaga ...
Hanya rambutnya saja yang dulunya selalu disisir rapi,
kini mulai acak acakan ...
Dan hanya bibirnya saja, yang kini sudah bosan untuk
tersenyum...
Fardy hanya cemberut. Seharian kemarin ia menghabiskan
waktu hanya dengan berbaring di kasurnya saja... kamarnya sudah seperti kapal
pecah, bantal berserakan dilantai dengan kapuk yang berhamburan akibat sobekan
di bantal itu..
Bungkus mie instan dan bahkan cangkang telur juga ikut
menghiasi ruangan sempit berukuran 2x3 itu... tak ketinggalan bekas bungkus
makanan ringan dan tisu bekas juga ikut berduet menghiasi berantakannya kamar
kecil tersebut. Jendelanya dibiarkan tertutup rapat. Pintu kamarnya pun sangat
enggan untuk dia buka, pakaian kotor baju, celana, dan sarung di hamburkan begitu
saja di ruangan itu.
Fardy kembali memejamkan matanya... berharap bisa
mengurangi sedikit beban di hatinya, kembali ia terbayang dengan kejadian kelam
yang menimpanya beberapa hari yang lalu...
Fardy hanyalah
seorang anak laki laki berusia 17 tahun, berkulit hitam dengan tinggi sekitar
158 cm. Perawakannya biasa biasa saja, dia adalah anak yang pendiam dan tidak
pernah mau mengajak orang lain untuk bicara. Ia hanya akan bicara jika ada
orang yang menanyai nya.
Fardy tidak
sekolah. Ia memutuskan untuk berhenti sekolah, tepat setahun yang lalu,
dikarenakan tak ada uang untuk membuatnya tetap duduk di bangku sekolahan...
Fardy bekerja...
meski hanya sebagai seorang kuli bangunan... namun ia tetap berjuang untuk
menghidupi dirinya dan adik kecilnya... jangan tanya orang tuanya. Fardy bahkan
tak pernah mengingat wajah keduanya... adiknya? Bukan, itu bukanlah adik
kandungnya, apa yang fardy sebut sebagai adik hanyalah sebuah boneka beruang
besar berwarna hitam...
Gila? Silahkan
simpulkan sendiri...
Tepatnya
kemarin... seperti biasa fardy pulang dari tempat kerja nya, kali ini dia
mendapat tugas untuk terlibat dalam sebuah proyek pmbangunan sebuah ruko di
kota itu, fardy seperti biasa mampir di sebuah penjual nasi goreng dan membeli
dua bungkus nasi goreng, untuk dia santap bersama adiknya nanti malam.
“hai adikku...
apa kabarmu! Kamu kesepian tanpaku” sapa fardy kepada boneka beruang yang
dipanggil nya sebagai adik. “kamu
kelamaan tau... aku sudah sangat lapar” balas boneka beruang itu.
“iya iya aku
minta maaf dik, ini sebagai permintaan maaf aku membelikan mu nasi goreng...makanlah”
balas fardy sambil membuka dua bungkus nasi goreng tadi.
“oh iya, tunggu
sebentar” fardy mengambil pisau dan di irisnya telapak tangan kirinya hingga
mengeluarkan darah, lalu ia menuangkan darah tadi pada nasi goreng itu... “ nah
sudah siap! Silahkan kamu makan” secara mengejutkan boneka itu bergerak dengan
sendirinya dan langsung memakan dua bungkus nasi goreng tadi dengan lahapnya,
layak nya seorang manusia yang sedang lapar...
Fardy hanya
tersenyum melihat adiknya itu makan dengan lahapnya...
Keesokan harinya
setelah pulang kerja, seperti biasa fardy kembali lagi ke penjual nasi goreng
itu dan dia membeli lagi dua bungkus nasi goreng.
Namun sayangnya
ketika fardy membuka pintu kamarnya... boneka beruang itu menghilang. Fardy
amat terkejut dan berusaha mencari kemana boneka itu menghilang... namun hingga
malam hingga pagi bahkan setelah siang harinya fardy dan kunjung menemukan
boneka beruang itu... fardy terdiam dan membisu... badannya seketika lemas,
wajahnya begitu pucat, dan keringat dingin mulai keluar dari dalam pori pori
tubuhnya. Iapun akhirnya terkulai jatuh dan pingsan hingga berhari hari...
Tibalah saat dimana
fardy membuka matanya... namun seolah tak mempunyai semangat untuk hidup, fardy
hanya terdiam dengan fikiran yang kosong.
Fardy membuka kembali matanya...
“ aku
ingin mati... sebelumnya aku masih punya kamu sebagai penyemangatku dalam
bekerja... sebelumnya aku masih punya kamu sebagai orang yang ingin
kubahagiakan... tanpa mu aku tak berdaya, tak punya apa apa lagi untuk
kubahagiakan “
Demikian lamunan fardy...
Fardy kemudian mengambil sebuah pisau dan pisau tadi
kemudian diarahkannya ke arah perutnya, dia sudah bersiap siap untuk bunuh diri
dengan cara menusuk perutnya.
Dalam sekali hantaman! Pisau tadi sukses menembus masuk
perut fardy... darah merah segar membanjir keluar dari dalam perut anak itu...
fardy mengerang ia lalu terjatuh dan menjerit kesakitan, dilihatnya perutnya,
terlihat darah terus menerus mengalir keluar, bahkan usus usus diperutnya kini
mulai terlihat...akhhhhh!!!! dia memang ingin mati, namun dia menginginkan mati
yang seketika, tidak dengan cara ,menderita terlebih dahulu seperti ini...
Cara bunuh diri yang efektif! Demikianlah yang sempat
fardy ketik di smartphone nya, sambil terus mengerang di kamar yang sunyi nan
pengap itu, handphone fardy mulai menjelajahi internet dan menemukan cara cara
bunuh diri yang paling efektif.
1. Loncat
dari atas atap gedung “ akhhh!!! Aku mana sempat untuk pergi ke sebuah gedung
yang tinggi”
2. Menggantung
diri “ akhhh!!! Aku mana sempat untuk mencari sebuah tali”
3. Meminum
racun “ akhhhh!!! Aku mana sempat untuk membeli sebuah racun”
4. Menabrakkan
diri pada mobil yang melintas “akhhh!!! Aku mana sempat untuk pergi ke trotoar”
5. Menusuk
leher dengan pisau tajam “ahhh!!! Ini dia cara termudah untuk dilakukan hahaha ”
jerit fardy yang nampak sudah setengah gila di ambang kematiannya itu...
Dengan
segera fardy mengambil sebuah pisau dan bersiap untuk menusuk kepalanya dengan
pisau...
Matanya
tiba tiba saja langsung berkunang kunang... penglihatannya kian memudar, fardy
akhirnya terjatuh di lantai kamar ... ia tak sadarkan diri sebelum sempat
menusuk pisau tadi di kepalanya.
Fardy
akhirnya terbangun juga... matanya mulai membuka perlahan dan mendapati bahwa
dirinya sedang berada di sebuah ruangan yang sangat asing baginya. Ada sebuah
infus di lengannya, dan ia mendapati perban di perutnya,
Setelah
beberapa saat akhirnya fardy tersadar bahwa dirinya sedang berada di sebuah
rumah sakit.
Fardy
kaget bukan main, mengapa dia bisa
berada di rumah sakit. Siapa orang yang telah membawanya kemari?
“aku
yang membawa mu kemari”
Fardy
segera melirik ke arah suara itu... dilihatnya sebuah boneka beruang besar yang
sedang berdiri dihadapannya.
Segera
fardy mengusap usap matanya seolah tak percaya... fardy kembali mencoba menatap
sosok adiknya itu namun kini boneka itu telah menghilang kembali...
Tak lama
setelah itu fardy menemukan secarik kertas di sebuah meja di samping tempat
tidurnya...
“Aku senang
telah dianggap sebagai adik oleh seorang manusia...
Aku
meninggalkanmu agar kau terbiasa tanpa ku, tetaplah hidup. Dan temukan orang
orang yang berarti di hidupmu, buatlah sebuah keluarga atau jalinlah
pertemanan. aku yakin tak ada satu orang pun di dunia ini yang dilahirkan untuk
sendirian”
Demikian
isi secarik kertas tersebut...
Selesai
02-01-2018
Imam
Shadiq Allim
Nice gan
ReplyDelete