Sunday, 25 March 2018

Cerpen : Menggapai di Balik Kegelapan


Menggapai di Balik Kegelapan

Aku ingin mati...
Aku ingin mati...
Aku ingin mati...
Fardy perlahan membuka matanya, ditatapnya sekeliling... semua tetap sama layak nya kemarin... minggu lalu, bulan lalu... tidak ada yang berubah sedikitpun dari hidupnya, tak ada sedikitpun hal yang berubah dari hidupnya, hanya matanya yang kini mulai bengkak seolah tak tahan menampung air mata...
Hanya kedua tangannya saja, yang kni semakin kurus dan sudah mulai kehilangan tenaga ...
Hanya rambutnya saja yang dulunya selalu disisir rapi, kini mulai acak acakan ...
Dan hanya bibirnya saja, yang kini sudah bosan untuk tersenyum...
Fardy hanya cemberut. Seharian kemarin ia menghabiskan waktu hanya dengan berbaring di kasurnya saja... kamarnya sudah seperti kapal pecah, bantal berserakan dilantai dengan kapuk yang berhamburan akibat sobekan di bantal itu..
Bungkus mie instan dan bahkan cangkang telur juga ikut menghiasi ruangan sempit berukuran 2x3 itu... tak ketinggalan bekas bungkus makanan ringan dan tisu bekas juga ikut berduet menghiasi berantakannya kamar kecil tersebut. Jendelanya dibiarkan tertutup rapat. Pintu kamarnya pun sangat enggan untuk dia buka, pakaian kotor baju, celana, dan sarung di hamburkan begitu saja di ruangan itu.
Fardy kembali memejamkan matanya... berharap bisa mengurangi sedikit beban di hatinya, kembali ia terbayang dengan kejadian kelam yang menimpanya beberapa hari yang lalu...

Fardy hanyalah seorang anak laki laki berusia 17 tahun, berkulit hitam dengan tinggi sekitar 158 cm. Perawakannya biasa biasa saja, dia adalah anak yang pendiam dan tidak pernah mau mengajak orang lain untuk bicara. Ia hanya akan bicara jika ada orang yang menanyai nya.
Fardy tidak sekolah. Ia memutuskan untuk berhenti sekolah, tepat setahun yang lalu, dikarenakan tak ada uang untuk membuatnya tetap duduk di bangku sekolahan...
Fardy bekerja... meski hanya sebagai seorang kuli bangunan... namun ia tetap berjuang untuk menghidupi dirinya dan adik kecilnya... jangan tanya orang tuanya. Fardy bahkan tak pernah mengingat wajah keduanya... adiknya? Bukan, itu bukanlah adik kandungnya, apa yang fardy sebut sebagai adik hanyalah sebuah boneka beruang besar berwarna hitam...
Gila? Silahkan simpulkan sendiri...
Tepatnya kemarin... seperti biasa fardy pulang dari tempat kerja nya, kali ini dia mendapat tugas untuk terlibat dalam sebuah proyek pmbangunan sebuah ruko di kota itu, fardy seperti biasa mampir di sebuah penjual nasi goreng dan membeli dua bungkus nasi goreng, untuk dia santap bersama adiknya nanti malam.
“hai adikku... apa kabarmu! Kamu kesepian tanpaku” sapa fardy kepada boneka beruang yang dipanggil nya sebagai adik.  “kamu kelamaan tau... aku sudah sangat lapar” balas boneka beruang itu.
“iya iya aku minta maaf dik, ini sebagai permintaan maaf aku membelikan mu nasi goreng...makanlah” balas fardy sambil membuka dua bungkus nasi goreng tadi.
“oh iya, tunggu sebentar” fardy mengambil pisau dan di irisnya telapak tangan kirinya hingga mengeluarkan darah, lalu ia menuangkan darah tadi pada nasi goreng itu... “ nah sudah siap! Silahkan kamu makan” secara mengejutkan boneka itu bergerak dengan sendirinya dan langsung memakan dua bungkus nasi goreng tadi dengan lahapnya, layak nya seorang manusia yang sedang lapar...
Fardy hanya tersenyum melihat adiknya itu makan dengan lahapnya...

Keesokan harinya setelah pulang kerja, seperti biasa fardy kembali lagi ke penjual nasi goreng itu dan dia membeli lagi dua bungkus nasi goreng.
Namun sayangnya ketika fardy membuka pintu kamarnya... boneka beruang itu menghilang. Fardy amat terkejut dan berusaha mencari kemana boneka itu menghilang... namun hingga malam hingga pagi bahkan setelah siang harinya fardy dan kunjung menemukan boneka beruang itu... fardy terdiam dan membisu... badannya seketika lemas, wajahnya begitu pucat, dan keringat dingin mulai keluar dari dalam pori pori tubuhnya. Iapun akhirnya terkulai jatuh dan pingsan hingga berhari hari...

Tibalah saat dimana fardy membuka matanya... namun seolah tak mempunyai semangat untuk hidup, fardy hanya terdiam dengan fikiran yang kosong.

Fardy membuka kembali matanya...
            “ aku ingin mati... sebelumnya aku masih punya kamu sebagai penyemangatku dalam bekerja... sebelumnya aku masih punya kamu sebagai orang yang ingin kubahagiakan... tanpa mu aku tak berdaya, tak punya apa apa lagi untuk kubahagiakan “
Demikian lamunan fardy...
Fardy kemudian mengambil sebuah pisau dan pisau tadi kemudian diarahkannya ke arah perutnya, dia sudah bersiap siap untuk bunuh diri dengan cara menusuk perutnya.
Dalam sekali hantaman! Pisau tadi sukses menembus masuk perut fardy... darah merah segar membanjir keluar dari dalam perut anak itu... fardy mengerang ia lalu terjatuh dan menjerit kesakitan, dilihatnya perutnya, terlihat darah terus menerus mengalir keluar, bahkan usus usus diperutnya kini mulai terlihat...akhhhhh!!!! dia memang ingin mati, namun dia menginginkan mati yang seketika, tidak dengan cara ,menderita terlebih dahulu seperti ini...
Cara bunuh diri yang efektif! Demikianlah yang sempat fardy ketik di smartphone nya, sambil terus mengerang di kamar yang sunyi nan pengap itu, handphone fardy mulai menjelajahi internet dan menemukan cara cara bunuh diri yang paling efektif.
1.     Loncat dari atas atap gedung “ akhhh!!! Aku mana sempat untuk pergi ke sebuah gedung yang tinggi”
2.     Menggantung diri “ akhhh!!! Aku mana sempat untuk mencari sebuah tali”
3.     Meminum racun “ akhhhh!!! Aku mana sempat untuk membeli sebuah racun”
4.     Menabrakkan diri pada mobil yang melintas “akhhh!!! Aku mana sempat untuk pergi ke trotoar”
5.     Menusuk leher dengan pisau tajam “ahhh!!! Ini dia cara termudah untuk dilakukan hahaha ” jerit fardy yang nampak sudah setengah gila di ambang kematiannya itu...

Dengan segera fardy mengambil sebuah pisau dan bersiap untuk menusuk kepalanya dengan pisau...
Matanya tiba tiba saja langsung berkunang kunang... penglihatannya kian memudar, fardy akhirnya terjatuh di lantai kamar ... ia tak sadarkan diri sebelum sempat menusuk pisau tadi di kepalanya.


Fardy akhirnya terbangun juga... matanya mulai membuka perlahan dan mendapati bahwa dirinya sedang berada di sebuah ruangan yang sangat asing baginya. Ada sebuah infus di lengannya, dan ia mendapati perban di perutnya,
Setelah beberapa saat akhirnya fardy tersadar bahwa dirinya sedang berada di sebuah rumah sakit.
Fardy kaget  bukan main, mengapa dia bisa berada di rumah sakit. Siapa orang yang telah membawanya kemari?

“aku yang membawa mu kemari”
Fardy segera melirik ke arah suara itu... dilihatnya sebuah boneka beruang besar yang sedang berdiri dihadapannya.
Segera fardy mengusap usap matanya seolah tak percaya... fardy kembali mencoba menatap sosok adiknya itu namun kini boneka itu telah menghilang kembali...

Tak lama setelah itu fardy menemukan secarik kertas di sebuah meja di samping tempat tidurnya...


“Aku senang telah dianggap sebagai adik oleh seorang manusia...
Aku meninggalkanmu agar kau terbiasa tanpa ku, tetaplah hidup. Dan temukan orang orang yang berarti di hidupmu, buatlah sebuah keluarga atau jalinlah pertemanan. aku yakin tak ada satu orang pun di dunia ini yang dilahirkan untuk sendirian”

Demikian isi secarik kertas tersebut...

Selesai


02-01-2018

Imam Shadiq Allim

1 comment: